SMPN 1 Langke Rembong mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Belajar dengan menggelar kegiatan Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang berlangsung di halaman SMPN 1 Langke Rembong Selasa ( 13/12/2022).
ppomanggarai.id - SMPN 1 Langke Rembong mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Belajar dengan menggelar kegiatan Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang berlangsung di halaman SMPN 1 Langke Rembong Selasa ( 13/12/2022).
Hadir dalam kegiatan tersebut Sekertaris Dinas PPO Wenslaus Sedan, Kepala Dinas DLHD Manggarai, Ketua Komite, guru dan para siswa SMPN 1 Langke Rembong.
Acara dimeriahkan dengan tari-tarian yang dibawakan oleh para siswa SMPN 1 Langke Rembong. Tema kegiatan tersebut adalah “Gaya Hidup Berkelanjutan” dengan sub tema “Sampahku Harapanku”.
Karya yang di hasilkan oleh para siswa diantaranya ornamen Natal seperti pohon natal lampion, bunga, sofa serta karya yang lain. Semua hasil karya ini bahan bakunya dari barang bekas.
Dua orang siswi Pignateli Reina Ndihung dan Theresia Winindia Putri Ampur kepada media ini mengaku, sangat senang dan bangga karena sudah menghasilkan karya yang begitu luar biasa. Apalagi kata mereka bahan bakunya dari barang – barang bekas.
“sangat senang dan bangga, sudah bisa menghasilkan karya seperti ini, bahanya semuanya dari barang bekas, seperti botol air mineral, sedotan, ungkap mereka.
Senada dengan Reina dan Putri, dua siswi lainnya Theressa Olivia Queenza Themisella dan Cheristianie Eufrazimentio Januari. Keduanya menambahkan kurikulum merdeka belajar memberika ruang kepada mereka untuk berkreasi sesuai dengan bakat dan kemampuan mereka.
“kurikulum ini memberi ruang kepada kami, sehingga kami bisa berkreasi dan berekspresi sesuai dengan minat dan bakat kami”, kata mereka.
Kepala sekolah SMPN 1 Langke Rembong Adrianus Ndiri Lirik dalam keterangan persnya menjelaskan, Penguatan projek profil pelajar Pancasila (P5) diharapkan bisa menjadi sarana yang optimal, yang bisa mendorong peserta didik menjadi pelajar yang berkarakter dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
“yang paling penting dalam proyek pancasila ini adalah siswa – siswi kita memliki karakter pancasila, sehingga ada dimensi – dimensi pancasila yang mesti ada didalam diri mereka”, kata Kepsek Ardi.
Kegiatan ini lanjut Kepsek Ardi merupakan kegiatan kukurikuler berbasis projek. Projek P5 ini adalah pembelajaran baru yang dimunculkan pada sekolah penggerak dan dirancang, untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi serta karakter sesuai dengan profil.Kepsek Ardi juga mengapresiasi hasil karya para siswa dan siswi karena telah mengubah barang bekas menjadi barang berguna. Saat ditanya kenapa barang bekas plastik yang lebih banyak digunakan untuk menjadi karya – karya siswa tersebut, Dia mengatakan SMPN 1 Langke Rembong peduli terhadap Lingkungan.
Dengan penggunaan barang bekas sebagai bahan bakau karya seni seperti ini kata Dia, bisa mengurangi sampah yang menjadi keprihatinan bersama.
“sampah inikan menjadi isu global dan menjadi keprihatinan bersama, nah SMPN 1 Langke Rembong peduli Lingkungan Hidup, dengan cara mengurangi sampah dengan menghasilkan produk yang berguna”, ungkapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Manggarai Fransiskus Gero mengatakan projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merujuk pada
Permendikbudristek No. 56/M/2022.
Lebih lanjut Dia mengatakan, Profil Pelajar Pancasila merupakan pengejahwantaan dari pelajar Indonesia, sebagai seorang pelajar yang sepanjang hidupnya memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Setelah membuka kegiatan Kadis Frans langsung meninjau tempat pameran hasil karya seni para siswa dan siswi. Terhadap karya seni yang dihasilkan oleh para siswa dan siswi SMPN 1 Langke Rembong, Kadis Frans memberikan apresiasi.
“ini sangat luar biasa, semua karya bahannya dari barang bekas, mereka sudah melakukan hal baik terhadap lingkungan yaitu mengurangi sampah, tingkatkan terus kreatifitasnya, jaga diri dan jaga lingkungan”, ungkap kadis Frans.
Profil Pelajar Pancasila lanjut Kadis Frans fokusnya, tidak saja pada kemampuan kognitif saja, namun juga sikap dan perilaku anak bangsa sesuai dengan karakter pancasila.